Jumat, 29 April 2011

FF/1S/Wait Until Spring/

Tittle : Wait Until Spring
Genre : Romance
Rating : PG 15 – PG 17
Cast :
• Ahn Min Seung
• Kim Hyung Joon (SS501)
disclaimer : PLOT, SETTING, dan lain lain milik author. Kim Hyung Joon milik diah Tuhan YME, Keluarganya, SS501. Kim Kyu Jong milik kita semua XDD
Annyeong ~ i'm back w/ new FF oneshoot XDD kali ini castr nya member SS501. Ngga usah banyak iklan, langsung aja deh.
HAPPY READING ~
“Seragam ini benar-benar manis sekali!” seruku kagum ketika melihat bayangan diriku di cermin mengenakan seragam SMA baruku.
Aku, Ahn Min Seung. Seminggu lagi aku akan jadi anak SMA seperti yang aku impikan selama ini.
Aku keluar dari kamarku dan menghampiri keluargaku di ruang makan.
“Annyeong~”sapaku.
“Kau ini... Seragam itukan sudah kau pakai kemarin.” ucap eonniku.
“Awas kalau sampai kotor saat upacara penerimaan.” timpal eommaku.
“Biarkan saja, toh sebentar lagi dia akan benar-benar mengenakan seragam itu kan?” ujar appa.
Ah~ appa memang baik, slalu membelaku.
“Tenang saja eomma, aku kan bukan anak kecil lagi. Aku bisa menjaga seragam ini tetap bersih kok.” jawabku.
“Apa eomma tahu? Saat ujian masuk, Min Seung mencoret-coret mejanya.” kata eonniku.
“Hah?! Masa’?! seperti anak SD saja.” ujar eomma tak percaya.
Ahh~ eonni ku memang tak bisa diajak kerja sama. Sudah ku bilang jangan bilang-bilang pada eomma.
“Biarin.” sahutku.
Habisnya aku sangat menantikannya. Sekarangpun aku sudah tidak sabar ingin masuk sekolah.
Aku melihat lapangan yang luas di sekolah yang sebentar lagi akan ku tempati untuk menuntut ilmu. Ya, akhirnya aku datang juga kesekolah ini. Walaupun sedang libur musim panas, banyak sekali yang melakukan kegiatan club. Semuanya terlihat begitu dewasa. Aku ingin masuk, tapi....
“Kalau sampai ketahuan bisa gawat. Ah, itukan Kyu Jong sunbae yang berasal dari SMP yang sama denganku.” gumamku. “Aku minta diantarkan olehnya saja. Dia pasti mau. Lagipula hubungan kita dulu cukup dekat.” Aku berlari menghampirinya.
“Sunbae...” ucapan ku terhenti saat melihatnya tengah berciuman dengan seorang yeoja.
Huaaa~ anak SMA dewasa sekali. Baru pertama kali aku melihat ciuman secara langsung.
“Jadi, semua meja ini akan dibuang?” terdengar suara laki-laki paruh baya.
“Ye.” jawab seorang yang lain.
‘Meja?’ Ah~ iya. Saat ujian masuk, saking senangnya aku bisa datang ke SMA pujaanku, aku sampai mencoret-coret meja. Apa... coretan itu masih ada?
Aku memberanikan diri memasuki gedung sekolah.
“SMA ini luas sekali. Aku lupa meja itu ada dikelas yang mana. Akan kucari sekali lagi di lantai bawah.”
“Ahahaha, apa Kim Sonsaengnim mau makan malam bersama?” sebuah suara asing terdengar lagi. Kurasa mereka adalah guru disekolah ini. Kalau aku tak bergegas sembunyi, aku bisa dimarahi.
“Kim Sonsaengnim bikin iri saja.” suara yang sama.
“Ah, tidak begitu..” suara kali ini berbeda. Gawat, mereka semakin mendekat. Tak ada pilihan lain, aku segera berlari menuju tangga terdekat.
‘SRET’ Gawat! Aku terpeleset
‘HYUT’ Seseorang berhasil meraih tanganku dan menarikku kedalam pelukannya.
‘Aiissh, orang ini mencuri kesempatan saja.’ umpatku dalam hati.
“Kim sonsaengnim? Neo gwaenchana?” tanya salah seorang guru yang lain.
“Ye, nan gwaenchana. Han sonsaengnim duluan saja. Aku masih ingin berkeliling di sekolah ini.” ucap namja bermarga Kim ini sembari mendekap tubuhku.
“Dia sudah pergi.” katanya lalu melepaskan pelukannya.
“Ya! Berani sekali kau memelukku!” seruku seraya memukul dadanya.
“Argh... appeuda! Seharusnya kau berterima kasih karna aku sudah menyelamatkan nyawamu.”
“Kau butuh kata ‘gomawo’?” tanyaku penuh penekanan pada kata ‘gomawo’. “Baiklah. Gomawo telah menyelamatkanku.”
“Ya! Neo! Apa kau tak tahu sopan santun? Ah ~ ada yang ganjil. Kau.. anak baru disekolah ini? Maksudku, apa kau calon murid sekolah ini?” tanya namja itu.
“B-Bagaimana bisa kau tahu?”
“Igeo. Dasimu masih berwarna merah menyala. Jasmu masih rapi. Rokmu memiliki panjang yang standar untuk ukuran murid SMA. Dan gaya rambutmu yang masih kekanak-kanakkan. Di ikat 2 seperti ini. Semua orang pasti dapat menebaknya.” jawabnya seraya menunjuk satu persatu yang ia jelaskan. “Bukankah upacara penerimaan murid baru masih diadakan seminggu lagi? Mengapa kau datang sekarang?”
“Bukan urusanmu.” Jawabku ketus dan mulai melanjutkan perjalananku.
“Aku dapat melaporkan hal ini pada kepala sekolah.” Kata namja itu lagi. Seketika itu juga langkahku terhenti. “See you.”
Aku berbalik dan mencari namja itu. ‘Itu dia!’ gumamku ketika melihatnya tak jauh dari tempatku berdiri.
“Ya! Neo!” aku mengejarnya dan meraih pundaknya. Langkahnyapun terhenti. “Kau.. akan ku laporkan pada Komisi Perlindungan Wanita.” Ucapku asal. Tanganku mulai bergetar.
Ia membalikkan badannya. “Baiklah, apa yang harus aku lakukan?”
“Emm, ajak aku berkeliling di seoklah ini seharian.” Pintaku seraya menundukkan kepalaku.
“Err, baiklah. Kajja!” ia menarik tanganku dan mengajakku ke suatu tempat di sekolah ini.
“Wahh ~ tamannya luas sekali.” Seruku.
Dia membawaku ke sebuah taman disekolah ini. Taman yang begitu indah. Aku makin suka dengan sekolah ini.
“Sebenarnya apa yang membawamu kemari?” tanyanya.
“Sebuah meja.” Jawabku singkat dengan tatapan masih mengarah pada bunga-bunga didepanku.
“Meja?”
“Ye, saat ujian masuk, aku mencoret-coret meja. Aku hanya ingin memastikan apa meja dengan coretanku masih ada atau sudah dibuang.”
“Oh, kalau begitu, aku akan membantumu mencarikannya...”
“Min Seung, namaku Ahn Min Seung.”
“Ah, ne. Aku akan membantumu mencarikannya Min Seung.”
Aku membalikkan badanku dan berjalan kearahnya, “Jeongmal? Hajiman, kalau meja itu tak ditemukan bagaimana?”
“Tenang saja, aku akan membantumu hingga kau menemukan meja tersebut.” Ucapnya seraya tersenyum. Entah mengapa jantungku berdegup kencang saat melihatnya tersenyum. Ada apa ini? Jangan-jangan... Anhae! Aku tak mungkin menyukainya. Ia kan seorang guru.
“Ya! Mengapa kau melamun? Kajja! Kita cari mejamu.”
“Wah di lobby ini ada mesin seperti ini?” decakku kagum saat melihat sebuah mesin yang berisi berbagai minuman didalamnya. Persis seperti di stasiun keretaapi bawah tanah.
“Tapi kau tak bisa sesuka hatimu menggunakannya. Mesin ini hanya akan berfungsi saat jam istirahat dan pulang sekolah. Ah, satu lagi, mesin ini juga bisa digunakan saat kegiatan ekskul berlangsung. Mesin ini sudah dipasang secara otomatis oleh kepala sekolah.” Jelas Kim sonsaengnim.
“Yaaah, ku kira saat jam pelajaran bisa digunakan. Ah, dompetku, aku ingin mencobanya.” Aku mencari-cari dompetku di saku. “Ah, aku baru ingat, dompet ku ketinggalan.”
“Biar pakai uangku saja. Kau mau minum apa?” tawar Kim sonsaengnim.
“Jeongmal?”
“Ye, anggap saja sebagai hadiah karena kau berhasil masuk di sekolah ini.” Jawabnnya seraya memasukkan beberapa koin kedalam mesin tersebut.
“Gomawo. Aku mau susu coklat itu.”
Ia pun menekan sebuah tombol dan tak lama kemudian susu coklat yang kuminta keluar.
“Igeo.”
“Minumanmu mana? Kenapa hanya ada satu? Apa kau tak haus?”
“Sudahlah, ambil saja.”
Aku pun mengambil susu coklat itu dari tangannya. Kami melanjutkan perjalanan kami. Ia berjalan didepanku.
“Seberapa pentingkah meja yang kau cari itu?”
“Entahlah. Aku hanya ingin memastikan apa meja itu masih ada atau sudah dibuang.”
“Oh. Kau ini aneh ya. Hanya karna sebuah meja, kau rela datang kemari.”
“Ya! Jangan pernah mengataiku aneh!”
“Hahaha, mianhae. Aku hanya bercanda.”
Hari semakin sore, sinar matahari sore ini sungguh indah. Kembali kulihat namja didepanku. Tinggi semampai, rambut kecoklatan, senyum yang indah, baik hati pula. Ahh~ lagi-lagi aku berfikiran yang aneh-aneh.
Jantungku terus berdegup kencang, aku menarik nafasku sangat dalam. Lalu akupun mengutarakannya.
“Kim sonsaengnim!” panggilku, ia berbalik. “Apa kau sudah mempunyai yeojachingu?” tanyaku. ‘Min Seung-ah, apa yang kau katakan? Sudah pasti dia sudah memiliki yeojachingu.’ Runtukku pada diriku sendiri.
“Aku? Hmm, sedang mencari.” Jawabnya sembari tersenyum dengan senyuman khasnya.
Entah mengapa jawabannya membuatku tersenyum. Mungkinkah aku benar-benar menyukainya?
Kita pun meyusuri satu persatu setiap ruang kelas, hingga waktu menunjukkan pukul 05:00PM.
“Eottokhe? Ketemu?” tanyaku padanya yang berada diseberang meja tempatku berdiri. Dia menggeleng.
“Ketemu!” seruku. Aku membaca isi coretanku. Wajahku memanas.
“Apa itu?” tanyanya sembari berdiri dibelakangku.
Dapat kurasakan hembusan nafasnya di tengkukku. “Hanya sebuah keinginan yang konyol.” Jawabku.
Ia membaca coretanku. “Jika aku diterima di sekolah ini, aku ingin merasakan ciuman pertamaku.”
Lagi-lagi wajahku memanas, atau mungkin sekarang wajahku sudah semerah tomat.
Perlahan tapi pasti aku dapat merasakan kedua tangannya menyentuh tanganku.
“Kau.. ingin merasakan ‘first kiss’ mu?” bisiknya.
“Geunde..”
“Wae? Bukankah kau berhasil masuk disekolah ini?” ucapnya tepat ditelingaku.
Ia membalikkan tubuhku dan mengangkatnya lalu diletakkannya tubuhku diatas meja.
“Kau.. tapikan kau seorang guru dan aku seorang murid.” Kataku gugup.
“Kau belum resmi menjadi seorang murid, Ahn Min Seung.”
Wajahku memanas, wajahnya semakin dekat hingga aku dapat merasakan hembusan nafasnya menerpa wajahku. Jarak diantara kami hampir tak telihat. Aku mulai menutup mataku. Sedetik kemudian, aku dapat merasakan sesuatu yang basah tetapi hangat (?) menyentuh bibirku.
‘inikah yang dinamakan ‘first kiss’ ?’ tanyaku dalam hati.
‘SREET’
“Siapa itu?!” teriak seseorang dari pintu. Kami berdua segera melepaskan ciuman kami.
‘SREET’ Kim Sonsaengnim membuka jendela disamping kami.
“Pergilah lewat jendela ini. Setelah itu kau ikuti lorong ini sampai kau menemukan pintu gerbang.” Perintah Kim Sonsaengnim.
“B-Bagaimana denganmu?”
“Tenang saja, aku akan baik-baik saja. Pergilah. Sampai jumpa dihari penerimaanmu minggu depan saat musim semi.”
Chu ~~
Dia mencium bibirku sekilas sebelum aku benar-benar melompat dari jendela *jendelanya bukan di lantai 2 kok, tapi dilantai 1*
“Sampai jumpa di upacara penerimaan minggu depan Kim Sonsaengnim.” Gumamku. Akupun segera berlari meniggalkannya yang masih berada di kelas.
Hari yang kutunggu tiba, sekarang aku sudah berada di aula sekolah yang ku impikan. Ku edarkan pandanganku keseluruh ruangan.
‘Kemana dia? Bukankah dia janji akan menemuiku hari ini? Apa dia dipecat karna kejadian minggu lalu?’ batinku.
Sekitar 1 jam kemudian acara di aula pun selesai, yang lainnya pun keluar dengan rapi dan tertib, kemudian mereka berkeliling. Ada yang ke kantin, kembali kekelas, atau sekedar duduk di taman. Aku? Aku tetap mencari Kim sonsaengnim. Aku tak menemukan siapapun.
‘ah, ada Lee sonsaengnim, apa aku tanya dia saja yaaa?’
“Shilyehamnida, Lee Sonsaengnim. Aku mau tanya, Kim Sonsaengnim kok daritadi pagi aku ngga lihat dia ya?” tanyaku pada Lee Sonsaengnim.
“Kim Sonsaengnim yang tampan itu?” tanyanya balik. Aku mengangguk cepat.
“Wah, Kim Sonsaengnim cepat sekali terkenal. Wajar saja, dia termasuk guru populer dikalangan murid baru. Hmm, setau saya, dia sudah cuti sejak seminggu yang lalu. Katanya dia Honey Moon dengan istrinya. Maklumlah, dia baru saja menikah. Wae?”
DEG! Bagai disambar petir pagi itu. Menyadarkanku dari semua kebodohan ku. Pertama, aku menyukai seorang guru dan kedua dia sudah menikah.
“Ahn Min Seung. Neo gwaenchana?” Lee Sonsanegnim menyadarkanku dari lamunanku.
“Ye. Nan gwaenchana sonsaengnim.” Jawabku dengan senyum yang dipaksakan.
“Kau orang kesekian yang merasa patah hati karna Kim Sonsaengnim menikah. Tenang saja, kau masih muda. Lagipula teman se-angkatanmu banyak yang tampan juga.” Ujar Lee Sonsaengnim sebelum meninggalkanku yang masih terpaku di lorong sekolah yang sepi ini.
Ingin rasanya aku berlari meninggalkan sekolah ini. Mataku mulai memanas. Aku berlari kecil kearah taman dimana dia pernah mengajakku kemari.
“Wae? Kau bilang kau tidak punya pacar. Kau bilang kau sedang mencari. Kenapa sekarang kau malah pergi Honey Moon dengan istrimu? Apa karna aku masih SMA yang dengan mudah kau bohongi? Huh? Bukankah kau berjanji akan menemuiku hari ini?” gumamku dengan arimata yang mulai membasahi pipiku.
“Siapa yang membohongimu? Aku menepati janjiku kok. Nyatanya sekarang aku sudah berdiri didepanmu.” Suara seseorang menghentikan tangisanku. Aku kenal suara ini.
“Neo??!!”
“Annyeong Ahn Min Seung.” Sapanya dengan senyum khas yang ia miliki.
“Mengapa kau memakai baju seragam?”
“Karna aku seorang pelajar. Hahaha. Mian, aku telah membohongimu. Sebenarnya aku ingin mengaku saat itu juga, tapi karna kau terlihat ketakutan dan kau sudah menganggapku sbg Kim Sonsaengnim yang tak lain adalah kakakku, jadi kuteruskan saja sandiwara ini.”
Airmataku mulai mengalir. Ia menghampiriku dan memelukku.
“Uljima~ jangan membuatku semakin bersalah.”
“Kau jahat!!” gumamku seraya memukul pelan dadanya.
“Mianhae. Aku kemari ingin mengatakan sesuatu padamu.” Ia merenggangkan pelukan kami, dan sekarang wajah kami berhadapan.
“Nan jeongmal saranghae.”
“Nado saranghae, Kim Hyung Jun.” Ia memperkecil jarak diantara wajah kami. Ketika hidung kami bersentuhan, aku hanya bisa memejamkan mataku. Lagi-lagi dia menyapu bibirku dengan lembut untuk ketiga kalinya.
“B-Bagaimana kau tahu namaku?” tanya saat kami tengah berjalan di koridor menuju kelas.
“Semua orang pasti tahu namamu Hyung Jun-ah. Mereka pasti melihat name tag di seragammu.”
“Ah iya, aku baru ingat.”
“Kurasa kita terlambat masuk kelas.”
“Yasudah, kita berkeliling saja.”
“Kita kan sudah pernah berkeliling di sekolah ini.”
“Ne, tapi belum semua kan? Aku akan mengajakmu ke lantai paling atas di gedung ini. Tenang saja, takkan ada seorangpun yang tahu.”
“Baiklah.” Ucapku pasrah. Ia menarik tanganku dengan sangat lembut.

-THE END-

Gimana?
Bagus? Biasa aja? Ato jelek?
Mian kalo mengecewakan. Bikinnya pas otak lagi mampet.
Biasa, kehabisan ide.
RCLnya selalu aku tunggu ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar