Jumat, 29 April 2011

FF/1S/Wait Until Spring/

Tittle : Wait Until Spring
Genre : Romance
Rating : PG 15 – PG 17
Cast :
• Ahn Min Seung
• Kim Hyung Joon (SS501)
disclaimer : PLOT, SETTING, dan lain lain milik author. Kim Hyung Joon milik diah Tuhan YME, Keluarganya, SS501. Kim Kyu Jong milik kita semua XDD
Annyeong ~ i'm back w/ new FF oneshoot XDD kali ini castr nya member SS501. Ngga usah banyak iklan, langsung aja deh.
HAPPY READING ~
“Seragam ini benar-benar manis sekali!” seruku kagum ketika melihat bayangan diriku di cermin mengenakan seragam SMA baruku.
Aku, Ahn Min Seung. Seminggu lagi aku akan jadi anak SMA seperti yang aku impikan selama ini.
Aku keluar dari kamarku dan menghampiri keluargaku di ruang makan.
“Annyeong~”sapaku.
“Kau ini... Seragam itukan sudah kau pakai kemarin.” ucap eonniku.
“Awas kalau sampai kotor saat upacara penerimaan.” timpal eommaku.
“Biarkan saja, toh sebentar lagi dia akan benar-benar mengenakan seragam itu kan?” ujar appa.
Ah~ appa memang baik, slalu membelaku.
“Tenang saja eomma, aku kan bukan anak kecil lagi. Aku bisa menjaga seragam ini tetap bersih kok.” jawabku.
“Apa eomma tahu? Saat ujian masuk, Min Seung mencoret-coret mejanya.” kata eonniku.
“Hah?! Masa’?! seperti anak SD saja.” ujar eomma tak percaya.
Ahh~ eonni ku memang tak bisa diajak kerja sama. Sudah ku bilang jangan bilang-bilang pada eomma.
“Biarin.” sahutku.
Habisnya aku sangat menantikannya. Sekarangpun aku sudah tidak sabar ingin masuk sekolah.
Aku melihat lapangan yang luas di sekolah yang sebentar lagi akan ku tempati untuk menuntut ilmu. Ya, akhirnya aku datang juga kesekolah ini. Walaupun sedang libur musim panas, banyak sekali yang melakukan kegiatan club. Semuanya terlihat begitu dewasa. Aku ingin masuk, tapi....
“Kalau sampai ketahuan bisa gawat. Ah, itukan Kyu Jong sunbae yang berasal dari SMP yang sama denganku.” gumamku. “Aku minta diantarkan olehnya saja. Dia pasti mau. Lagipula hubungan kita dulu cukup dekat.” Aku berlari menghampirinya.
“Sunbae...” ucapan ku terhenti saat melihatnya tengah berciuman dengan seorang yeoja.
Huaaa~ anak SMA dewasa sekali. Baru pertama kali aku melihat ciuman secara langsung.
“Jadi, semua meja ini akan dibuang?” terdengar suara laki-laki paruh baya.
“Ye.” jawab seorang yang lain.
‘Meja?’ Ah~ iya. Saat ujian masuk, saking senangnya aku bisa datang ke SMA pujaanku, aku sampai mencoret-coret meja. Apa... coretan itu masih ada?
Aku memberanikan diri memasuki gedung sekolah.
“SMA ini luas sekali. Aku lupa meja itu ada dikelas yang mana. Akan kucari sekali lagi di lantai bawah.”
“Ahahaha, apa Kim Sonsaengnim mau makan malam bersama?” sebuah suara asing terdengar lagi. Kurasa mereka adalah guru disekolah ini. Kalau aku tak bergegas sembunyi, aku bisa dimarahi.
“Kim Sonsaengnim bikin iri saja.” suara yang sama.
“Ah, tidak begitu..” suara kali ini berbeda. Gawat, mereka semakin mendekat. Tak ada pilihan lain, aku segera berlari menuju tangga terdekat.
‘SRET’ Gawat! Aku terpeleset
‘HYUT’ Seseorang berhasil meraih tanganku dan menarikku kedalam pelukannya.
‘Aiissh, orang ini mencuri kesempatan saja.’ umpatku dalam hati.
“Kim sonsaengnim? Neo gwaenchana?” tanya salah seorang guru yang lain.
“Ye, nan gwaenchana. Han sonsaengnim duluan saja. Aku masih ingin berkeliling di sekolah ini.” ucap namja bermarga Kim ini sembari mendekap tubuhku.
“Dia sudah pergi.” katanya lalu melepaskan pelukannya.
“Ya! Berani sekali kau memelukku!” seruku seraya memukul dadanya.
“Argh... appeuda! Seharusnya kau berterima kasih karna aku sudah menyelamatkan nyawamu.”
“Kau butuh kata ‘gomawo’?” tanyaku penuh penekanan pada kata ‘gomawo’. “Baiklah. Gomawo telah menyelamatkanku.”
“Ya! Neo! Apa kau tak tahu sopan santun? Ah ~ ada yang ganjil. Kau.. anak baru disekolah ini? Maksudku, apa kau calon murid sekolah ini?” tanya namja itu.
“B-Bagaimana bisa kau tahu?”
“Igeo. Dasimu masih berwarna merah menyala. Jasmu masih rapi. Rokmu memiliki panjang yang standar untuk ukuran murid SMA. Dan gaya rambutmu yang masih kekanak-kanakkan. Di ikat 2 seperti ini. Semua orang pasti dapat menebaknya.” jawabnya seraya menunjuk satu persatu yang ia jelaskan. “Bukankah upacara penerimaan murid baru masih diadakan seminggu lagi? Mengapa kau datang sekarang?”
“Bukan urusanmu.” Jawabku ketus dan mulai melanjutkan perjalananku.
“Aku dapat melaporkan hal ini pada kepala sekolah.” Kata namja itu lagi. Seketika itu juga langkahku terhenti. “See you.”
Aku berbalik dan mencari namja itu. ‘Itu dia!’ gumamku ketika melihatnya tak jauh dari tempatku berdiri.
“Ya! Neo!” aku mengejarnya dan meraih pundaknya. Langkahnyapun terhenti. “Kau.. akan ku laporkan pada Komisi Perlindungan Wanita.” Ucapku asal. Tanganku mulai bergetar.
Ia membalikkan badannya. “Baiklah, apa yang harus aku lakukan?”
“Emm, ajak aku berkeliling di seoklah ini seharian.” Pintaku seraya menundukkan kepalaku.
“Err, baiklah. Kajja!” ia menarik tanganku dan mengajakku ke suatu tempat di sekolah ini.
“Wahh ~ tamannya luas sekali.” Seruku.
Dia membawaku ke sebuah taman disekolah ini. Taman yang begitu indah. Aku makin suka dengan sekolah ini.
“Sebenarnya apa yang membawamu kemari?” tanyanya.
“Sebuah meja.” Jawabku singkat dengan tatapan masih mengarah pada bunga-bunga didepanku.
“Meja?”
“Ye, saat ujian masuk, aku mencoret-coret meja. Aku hanya ingin memastikan apa meja dengan coretanku masih ada atau sudah dibuang.”
“Oh, kalau begitu, aku akan membantumu mencarikannya...”
“Min Seung, namaku Ahn Min Seung.”
“Ah, ne. Aku akan membantumu mencarikannya Min Seung.”
Aku membalikkan badanku dan berjalan kearahnya, “Jeongmal? Hajiman, kalau meja itu tak ditemukan bagaimana?”
“Tenang saja, aku akan membantumu hingga kau menemukan meja tersebut.” Ucapnya seraya tersenyum. Entah mengapa jantungku berdegup kencang saat melihatnya tersenyum. Ada apa ini? Jangan-jangan... Anhae! Aku tak mungkin menyukainya. Ia kan seorang guru.
“Ya! Mengapa kau melamun? Kajja! Kita cari mejamu.”
“Wah di lobby ini ada mesin seperti ini?” decakku kagum saat melihat sebuah mesin yang berisi berbagai minuman didalamnya. Persis seperti di stasiun keretaapi bawah tanah.
“Tapi kau tak bisa sesuka hatimu menggunakannya. Mesin ini hanya akan berfungsi saat jam istirahat dan pulang sekolah. Ah, satu lagi, mesin ini juga bisa digunakan saat kegiatan ekskul berlangsung. Mesin ini sudah dipasang secara otomatis oleh kepala sekolah.” Jelas Kim sonsaengnim.
“Yaaah, ku kira saat jam pelajaran bisa digunakan. Ah, dompetku, aku ingin mencobanya.” Aku mencari-cari dompetku di saku. “Ah, aku baru ingat, dompet ku ketinggalan.”
“Biar pakai uangku saja. Kau mau minum apa?” tawar Kim sonsaengnim.
“Jeongmal?”
“Ye, anggap saja sebagai hadiah karena kau berhasil masuk di sekolah ini.” Jawabnnya seraya memasukkan beberapa koin kedalam mesin tersebut.
“Gomawo. Aku mau susu coklat itu.”
Ia pun menekan sebuah tombol dan tak lama kemudian susu coklat yang kuminta keluar.
“Igeo.”
“Minumanmu mana? Kenapa hanya ada satu? Apa kau tak haus?”
“Sudahlah, ambil saja.”
Aku pun mengambil susu coklat itu dari tangannya. Kami melanjutkan perjalanan kami. Ia berjalan didepanku.
“Seberapa pentingkah meja yang kau cari itu?”
“Entahlah. Aku hanya ingin memastikan apa meja itu masih ada atau sudah dibuang.”
“Oh. Kau ini aneh ya. Hanya karna sebuah meja, kau rela datang kemari.”
“Ya! Jangan pernah mengataiku aneh!”
“Hahaha, mianhae. Aku hanya bercanda.”
Hari semakin sore, sinar matahari sore ini sungguh indah. Kembali kulihat namja didepanku. Tinggi semampai, rambut kecoklatan, senyum yang indah, baik hati pula. Ahh~ lagi-lagi aku berfikiran yang aneh-aneh.
Jantungku terus berdegup kencang, aku menarik nafasku sangat dalam. Lalu akupun mengutarakannya.
“Kim sonsaengnim!” panggilku, ia berbalik. “Apa kau sudah mempunyai yeojachingu?” tanyaku. ‘Min Seung-ah, apa yang kau katakan? Sudah pasti dia sudah memiliki yeojachingu.’ Runtukku pada diriku sendiri.
“Aku? Hmm, sedang mencari.” Jawabnya sembari tersenyum dengan senyuman khasnya.
Entah mengapa jawabannya membuatku tersenyum. Mungkinkah aku benar-benar menyukainya?
Kita pun meyusuri satu persatu setiap ruang kelas, hingga waktu menunjukkan pukul 05:00PM.
“Eottokhe? Ketemu?” tanyaku padanya yang berada diseberang meja tempatku berdiri. Dia menggeleng.
“Ketemu!” seruku. Aku membaca isi coretanku. Wajahku memanas.
“Apa itu?” tanyanya sembari berdiri dibelakangku.
Dapat kurasakan hembusan nafasnya di tengkukku. “Hanya sebuah keinginan yang konyol.” Jawabku.
Ia membaca coretanku. “Jika aku diterima di sekolah ini, aku ingin merasakan ciuman pertamaku.”
Lagi-lagi wajahku memanas, atau mungkin sekarang wajahku sudah semerah tomat.
Perlahan tapi pasti aku dapat merasakan kedua tangannya menyentuh tanganku.
“Kau.. ingin merasakan ‘first kiss’ mu?” bisiknya.
“Geunde..”
“Wae? Bukankah kau berhasil masuk disekolah ini?” ucapnya tepat ditelingaku.
Ia membalikkan tubuhku dan mengangkatnya lalu diletakkannya tubuhku diatas meja.
“Kau.. tapikan kau seorang guru dan aku seorang murid.” Kataku gugup.
“Kau belum resmi menjadi seorang murid, Ahn Min Seung.”
Wajahku memanas, wajahnya semakin dekat hingga aku dapat merasakan hembusan nafasnya menerpa wajahku. Jarak diantara kami hampir tak telihat. Aku mulai menutup mataku. Sedetik kemudian, aku dapat merasakan sesuatu yang basah tetapi hangat (?) menyentuh bibirku.
‘inikah yang dinamakan ‘first kiss’ ?’ tanyaku dalam hati.
‘SREET’
“Siapa itu?!” teriak seseorang dari pintu. Kami berdua segera melepaskan ciuman kami.
‘SREET’ Kim Sonsaengnim membuka jendela disamping kami.
“Pergilah lewat jendela ini. Setelah itu kau ikuti lorong ini sampai kau menemukan pintu gerbang.” Perintah Kim Sonsaengnim.
“B-Bagaimana denganmu?”
“Tenang saja, aku akan baik-baik saja. Pergilah. Sampai jumpa dihari penerimaanmu minggu depan saat musim semi.”
Chu ~~
Dia mencium bibirku sekilas sebelum aku benar-benar melompat dari jendela *jendelanya bukan di lantai 2 kok, tapi dilantai 1*
“Sampai jumpa di upacara penerimaan minggu depan Kim Sonsaengnim.” Gumamku. Akupun segera berlari meniggalkannya yang masih berada di kelas.
Hari yang kutunggu tiba, sekarang aku sudah berada di aula sekolah yang ku impikan. Ku edarkan pandanganku keseluruh ruangan.
‘Kemana dia? Bukankah dia janji akan menemuiku hari ini? Apa dia dipecat karna kejadian minggu lalu?’ batinku.
Sekitar 1 jam kemudian acara di aula pun selesai, yang lainnya pun keluar dengan rapi dan tertib, kemudian mereka berkeliling. Ada yang ke kantin, kembali kekelas, atau sekedar duduk di taman. Aku? Aku tetap mencari Kim sonsaengnim. Aku tak menemukan siapapun.
‘ah, ada Lee sonsaengnim, apa aku tanya dia saja yaaa?’
“Shilyehamnida, Lee Sonsaengnim. Aku mau tanya, Kim Sonsaengnim kok daritadi pagi aku ngga lihat dia ya?” tanyaku pada Lee Sonsaengnim.
“Kim Sonsaengnim yang tampan itu?” tanyanya balik. Aku mengangguk cepat.
“Wah, Kim Sonsaengnim cepat sekali terkenal. Wajar saja, dia termasuk guru populer dikalangan murid baru. Hmm, setau saya, dia sudah cuti sejak seminggu yang lalu. Katanya dia Honey Moon dengan istrinya. Maklumlah, dia baru saja menikah. Wae?”
DEG! Bagai disambar petir pagi itu. Menyadarkanku dari semua kebodohan ku. Pertama, aku menyukai seorang guru dan kedua dia sudah menikah.
“Ahn Min Seung. Neo gwaenchana?” Lee Sonsanegnim menyadarkanku dari lamunanku.
“Ye. Nan gwaenchana sonsaengnim.” Jawabku dengan senyum yang dipaksakan.
“Kau orang kesekian yang merasa patah hati karna Kim Sonsaengnim menikah. Tenang saja, kau masih muda. Lagipula teman se-angkatanmu banyak yang tampan juga.” Ujar Lee Sonsaengnim sebelum meninggalkanku yang masih terpaku di lorong sekolah yang sepi ini.
Ingin rasanya aku berlari meninggalkan sekolah ini. Mataku mulai memanas. Aku berlari kecil kearah taman dimana dia pernah mengajakku kemari.
“Wae? Kau bilang kau tidak punya pacar. Kau bilang kau sedang mencari. Kenapa sekarang kau malah pergi Honey Moon dengan istrimu? Apa karna aku masih SMA yang dengan mudah kau bohongi? Huh? Bukankah kau berjanji akan menemuiku hari ini?” gumamku dengan arimata yang mulai membasahi pipiku.
“Siapa yang membohongimu? Aku menepati janjiku kok. Nyatanya sekarang aku sudah berdiri didepanmu.” Suara seseorang menghentikan tangisanku. Aku kenal suara ini.
“Neo??!!”
“Annyeong Ahn Min Seung.” Sapanya dengan senyum khas yang ia miliki.
“Mengapa kau memakai baju seragam?”
“Karna aku seorang pelajar. Hahaha. Mian, aku telah membohongimu. Sebenarnya aku ingin mengaku saat itu juga, tapi karna kau terlihat ketakutan dan kau sudah menganggapku sbg Kim Sonsaengnim yang tak lain adalah kakakku, jadi kuteruskan saja sandiwara ini.”
Airmataku mulai mengalir. Ia menghampiriku dan memelukku.
“Uljima~ jangan membuatku semakin bersalah.”
“Kau jahat!!” gumamku seraya memukul pelan dadanya.
“Mianhae. Aku kemari ingin mengatakan sesuatu padamu.” Ia merenggangkan pelukan kami, dan sekarang wajah kami berhadapan.
“Nan jeongmal saranghae.”
“Nado saranghae, Kim Hyung Jun.” Ia memperkecil jarak diantara wajah kami. Ketika hidung kami bersentuhan, aku hanya bisa memejamkan mataku. Lagi-lagi dia menyapu bibirku dengan lembut untuk ketiga kalinya.
“B-Bagaimana kau tahu namaku?” tanya saat kami tengah berjalan di koridor menuju kelas.
“Semua orang pasti tahu namamu Hyung Jun-ah. Mereka pasti melihat name tag di seragammu.”
“Ah iya, aku baru ingat.”
“Kurasa kita terlambat masuk kelas.”
“Yasudah, kita berkeliling saja.”
“Kita kan sudah pernah berkeliling di sekolah ini.”
“Ne, tapi belum semua kan? Aku akan mengajakmu ke lantai paling atas di gedung ini. Tenang saja, takkan ada seorangpun yang tahu.”
“Baiklah.” Ucapku pasrah. Ia menarik tanganku dengan sangat lembut.

-THE END-

Gimana?
Bagus? Biasa aja? Ato jelek?
Mian kalo mengecewakan. Bikinnya pas otak lagi mampet.
Biasa, kehabisan ide.
RCLnya selalu aku tunggu ^^

Kamis, 28 April 2011

FF/1S/Just Between You and Me/

Tittle : Just Between You and Me

Genre : Romance

Rating : PG 15

Cast :

Park Neul Chan
Lee Chang Sun (Lee Joon MBLAQ)

Other Cast :

Kim Rin Young
Bang Cheol Yong

disclaimer : plot, setting, semua milik saya. kecuali Lee Joon hanya milik saya Tuhan YME, keluarganya dan J.Tune Ent XDD

Annyeong ~ this is my first one shoot FF from me XDD aku terinspirasi dari sebuah komik milik kakak sepupuku. ceritanya menarik, tapi, aku mau bikin beda dari cerita aslinya. judul komiknya sama dengan judul FF nya. Happy Reading ~

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Author POV

Disuatu sore, di Sungai Han, sungai yang sangat terkenal di kota Seoul, terlihat seorang gadis muda tengah duduk di bangku bersama dengan seorang lelaki tampan disampingnya. Mereka tampak membisu. Tak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka. Sang gadis tengah memunduk seraya melihat ujung sepatunya, sedangkan lelaki disampingnya hanya menatap lurus kerarah Sungai Han yang indah.

“Ternyata kau masih murid SMA.” Suara lelaki disamping gadis muda itu mengeluarkan suaranya.

“Mianhae.” Jawab gadis itu lirih.

“Hmm, gimana ya? Kau sudah menipuku.” Ucap lelaki itu lagi.

“Mianhae Chang Sun-ssi. Aku.. aku benar-benar tak bermaksud untuk menipumu.” Ucap gadis itu.

“Ne, aku tahu. Tenang saja Neul Chan-ya aku tak marah padamu. Tapi....” Chang Sun menggantungkan kalimatnya.

Neul Chan menoleh kearah Chang Sun, “Tapi apa?”

“Setiap kesalahan pasti ada hukumannya kan?”

“Ne, aku tahu. Apa kau ingin mengakhiri hubungan ini?”

“Hmm....” Chang Sun hanya menggumam tak jelas. Ia melirik gadis disebelahnya yang tak lain adalah yeojachingu nya yang sudah setahun menemaninya sampai hari ini.

Chang Sun meraih kedua tangan Neul Chan. “Aku ingin kau tetap menjadi yeojachinguku.”

“Hajiman, bukankah guru di sekolah dilarang berpacaran dengan muridnya?”

“Karna itu, aku menghukummu seperti ini.”

“Apa takkan ketahuan?”

“Aiissh ~ kau ini. Banyak tanya ! Lakukan saja hukumannya. Aku yakin takkan ketahuan selama kau menyimpan rahasia ini. Hanya kau dan aku yang tahu.”

“Ne. Aku akan merahasiakannya.”

Sebuah senyuman tersungging di wajah tampan Chang Sun. Perlahan tapi pasti, ia mulai meraih dagu Neul Chan dan mendekatkan wajahnya.

“Saranghae..” Chang Sun mencium bibir pink Neul Chan.

Seminggu kemudian ~

11:15PM KST

“Neul Chan-ssi, aku pulang duluan ya.” Seru salah seorang rekan kerjaku.

“Ne, chohimsae ~”

“Tumben selarut ini? Aku sudah menunggumu selama 1 jam lebih 15 menit.” Keluh namja di depanku, siapalagi kalau bukan Lee Chang Sun?

“Mianhae, aku lupa tak memberitahumu. Hmm, igeo.” Aku menyerahkan sebuah es krim coklat kesukaannya yang aku bawa dari minimarket tempatku bekerja.

“Berhentilah bekerja. Aku tak tega melihatmu harus kerja seperti ini. Tak baik seorang gadis sepertimu harus bekerja hingga selarut ini.” Ucap Chang Sun saat kami tengah berjalan menuju apartementku.

“Hanya ini yang bisa kulakukan. Sudah ribuan kali kita membahas ini bukan? Tenang saja. Aku akan baik-baik saja selama kau masih disampingku.” Kataku. “Hmm, besok kau sibuk?”

“Anhae. Wae?”

“Bolehkah aku datang ke apartementmu? Selama ini aku belum pernah ke apartementmu.”

“Mwo? Baiklah. Pulang dari apartementmu aku akan merapikan apartementku.”

“Ahahaha, ne.”

“Gomawo oppa sudah mengantarku pulang.” Ucapku ketika kami sampai di depan apartementku.

“Ye, istirahatlah. Kau terlihat sangat lelah.”

“Ne. Kau juga. Wajahmu terlihat letih. Ahaha.”

Tiba-tiba Chang Sun merapatkan tubuhku pada pintu. “Neul Chan-ya..”

Dan dalam sekejap bibir kami saling bertautan.

Author POV

Chang Sun mulai sibuk merapikan apartementnya. Sebelumnya ia tak pernah merapikan apartementnya. Ya, hari ini murid sekaligus yeojachingunya datang ke apartementnya, Park Neul Chan. Chang Sun sibuk kesana kemari agar ruangan tersebut terlihat rapi.

Tok.. Tok.. Tok..

“Ah, itu pasti Neul Chan.” Gumam Chang Sun.

Ia pun bergegas membukakan pintunya. Terlihat seorang gadis manis dengan dress terusan yang hanya mampu menutupi hingga pahanya dengan motif bunga sakura, hotpants berwarna putih senada dengan kulitnya yang bening, rambut kecoklatan dengan ikal dibagian bawahnya dibiarkan terurai oleh sang gadis. Sukses membuat Chang Sun terpesona.

“Oppa~ apa kau tak mengizinkanku masuk?” Tanya Neul Chan yang membuyarkan lamunan Chanbag Sun.

“Ah, mianhae. Silahkan masuk tuan putri.” Jawab Chang Sun dengan gaya bak pelayan restoran.

“Jangan berlebihan seperti itu.” Ucap Neul Chan dengan wajah memerah.

“Silahkan duduk. Kau mau minum apa?”

“Terserah oppa saja.”

“Baiklah.” Chang Sun segera pergi ke dapur untuk mengambil segelas orange juice buat Neul Chan dan dia.

“Apa saat kemari kau tak bertemu dengan orang-orang yang kau kenal di sekolah?” tanya Chang Sun saat ia kembalidari dapur.

“Anhae. Aku yakin takkan ada yang melihatku.” Jawab Neul Chan.

“Syukurlah.”

“Wae? Kau takut ketahuan oleh muridmu kalau aku, anak kelas 2-3 tiba-tiba datang keapartementmu dengan penampilan seperti ini dan datang sendiriran. Huh?”

“Ya! Kenapa kau jadi seperti ini?’

“Anhae. Aku kemari bukan hanya ingin datang ke apartementmmu saja. Ada beberapa hal yang ingin ku bicarakan.”

“Nde?”

“Tentang....”

Tok.. Tok.. Tok...

“Ah, tunggu sebentar.” Chang Sun meninggalkan Neul Chan di ruang tamu.

‘Gagal lagi. Huft.’ Keluh Neul Chan.

“Neul Chan-ya, gawat! Ada muridku datang kemari. Kau bersembunyi saja di kamar tamu. Igeo, sepatumu. Nanti jika mereka sudah pulang, aku akan memanggilmu.” Ucap Chang Sun sedikit panik.

“Mwo? Arra.. arra.” Neul Chan mengikuti perintah Chang Sun. Ia masuk kedalam kamar kosong yang sepertinya sengaja tidak diletakkan apapun disana. Neul Chan duduk bersandarpada dinding seraya menekuk lututya.

“Eottokhe? Aku tak bisa seperti ini terus.” Gumam Neul Chan.

“Sonsaengnim, apa tadi kau sedang ada tamu?” tanya murid Chang Sun yang melihat 2 gelas orang juice di meja.

“Ne. Tadi temanku datang kemari. Silahkan duduk.kalian mau minum apa?” tanya Chang Sun.

“Terserah sonsaengnim saja.” Chang Sun kembali kedapur untuk mengambil beberapa gelas orange juice untuk murid-muridnya.

“Lee sonsaengnim, kalau boleh tahu, ruangan apa ini?” Tanya salah seorang murid Chang Sun seraya menunjuk sebuah kamar dimana Neul Chan ada didalamnya.

“A-Anhae. Hanya kamar kosong.” Jawab Chang Sun.

“Jinjja? Boleh aku lihat?” gadis itu pun melangkah kekamar tersebut.

“Andwae! Benar hanya kamar kosong.”

“Ah, sonsaengnim, ada suara dari dalam sana.” Kata gadis itu lagi. Kali ini dia membuka pintu kamar tersebut.

“Wuuusshhh” terdengar suara angin dari jendela kamar tersebut yang terbuka.

“Sonsaengnim, apa kau tak menutup jendelanya?” Tanya gadis itu. Chang Sun hanya terdiam sekaligus lega didalam hatinya.

‘Kemana dia pergi?’ Tanya Chang Sun dalam hati.

“Ah, iya. Aku lupa menutup jendelanya. Terkadang aku slalu lupa menutupnya. Hehehe”

“Lee sonsaengnim ternyata berbeda di luar sekolah. Ku kira Lee sonsaengnim akan sama galaknya dengan disekolah.” Puji salah seorang muridnya.

“Ahaha, biasa saja. Ah, kalian kemari ingin menanyakan pelajaran kan? Ayo, kita mulai.”

‘Besok saja aku menemuinya.’ Batin Chang Sun.

Keesokan harinya ~

Neul Chan POV

“Neul Chan-ssi..” panggil seseorang dari belakang, aku membalikkan tubuhku dan menemukan Rin Young, sahabat ku tengah berjalan kearahku.

“Ne, Rin-ssi. Wae?”

“Antarkan aku ke kelas 3-2 ya. Aku baru ingat ada surat yang harus aku kasih padaaaa Lee sonsaengnim.” Jawab Rin Young.

‘Kelas 3-2? Itu kan kelas Lee Chang Sun oppa. Apa dia masih disana?’

“Neul Chan-ssi, eottokhe? Kau mau mengantarku kesana?” tanya Rin Young lagi.

“Ne. Kajja.”

Tok.. Tok.. Tok..

Rin Young mengetuk pintu ruangan Lee sonsaengnim.

“Silahkan masuk.” Perintah dari dalam. Aku dan Rin Young pun masuk kedalam ruangan tersebut. Ya, benar dugaanku. Lee sonsaengnim yang dimaksud Rin Young adalah Lee Chang Sun oppa. Aku dapat melihat ekspresi wajahnya yang sedikit terkejut melihat kehadiranku diruangannya.

“Kau..”

“Annyeong sonsaengnim, choneun Kim Rin Young imnida. Aku adik dari Kim Seung Hoon. Aku kemari ingin memberikan ini.” Kata Rin Young seraya meletakkan sebuah amplop berwarna putih di meja Lee sonsaennim.

“Ini..”

“Surat keterangan sakit milik oppa saya sonsaengnim. Hari ini dia berhalangan hadir karna dia sakit.”

“Oh. Hanya ini? Baiklah, kalian boleh keluar.” Pinta Lee sonsaengnim.

‘Dia terlihat berbeda.’ Batinku.

“Ya! Neul Chan-ssi. Neo gwaenchana? Kenapa kau jadi melamun seperti ini? Apa kau... suka dengan Lee sonsaengnim?” Tanya Rin Young asal.

“Anhae! Jangan sok tahu!” Seruku pada Rin Young.

“Ya! Kalian!” panggil seseorang dari belakang kami. Aku dan Rin Young membalikkan badan dan melihat beberapa murid kelas 3 menghampiri kami.

“Kami sunbae? Ada ada?” Tanya Rin Young. Perasaan ku mulai tak enak. Apa mungkin mereka....

“Chingu-ya, bukannya gadis ini yang kemarin yang datang ke apartement Lee Sonsaengnim kan? Rambutnya sama, postur tubuhnya juga sama.” Ucap Sunbae didepanku.

Glek.. aku ketahuan. Eottokhe?

“Lee Sonsaengnim? Anhae. Aku saja tak mengenalnya. Mungkin kalian salah lihat.” Elakku.

“Apa yang mereka bicarakan? Apa benar kau kemarin ke apartement Lee Sonsaengnim?” Bisik Rin Young.

“Anhae. Kau percaya ucapan mereka? Aku saja tak mengenal Lee Sonsaengnim.” Jawabku bohong.

“Gojitmal! Aku benar-benar melihatmu masuk kedalam apartement Lee Sonsaengnim.” Kata Sunbae itu lagi.

“Sungguh. Aku ngga bohong. Lagipula aku sudah punya namjachingu.” Sahutku.

“Kalau begitu, tunjukkan pada kami foto namjachingumu.” Pinta Sunabe yang lain.

“Hajiman..”

“Sudah beritahu mereka saja. Lagipula aku juga ingin melihat foto namjachingumu. Selama ini kan aku belum tahu wajah namjachingumu. Hehehe.” Pinta Rin Young.

Ah, kali ini Rin Young tak bisa diandalkan. Dia ikut memaksaku memperlihatkan foto Chang Sun. Bagaimana ini? Tak mungkin aku mengelaknya lagi.

“Kalian? Belum pulang?” tanya seseorang yang entah siapa bertanya pada Sunbae didepanku.

“Lee Sonsaengnim? Kebetulan ada Lee Sonsaengnim disini. Ada yang ingin kami tanyakan.” Jawab Sunbae itu.

‘Apa hanya sampai disini saja rahasia kami?’ Tanyaku dalam hati.

“Mworago?”

“Kemarin kau bilang temanmu datang ke apartementmu sebelum kami datang, apa temanmu hoobae ini?” Tanya Sunbae lain seraya menujuk kearahku.

“Maksudmu?” Tanya balik Chang Sun dengan raut wajah yang tak bisa aku mengerti. Entah ia panik atau apa.

“Sonsaengnim bilang kemarin temanmu datang. Apa mungkin hoobae ini? Karna kemarin kam melihatnya masuk di apartement mu.” Jawab Sunbae tadi.

“Dia? Mana mungkin murid kelas 2 yang tak kukenal main ke apartementku. Mungkin kalian salah lihat. Hmm, bukankah tadi kau bilang dia akan memberitahu foto namjachingunya? Aku juga ingin melihatnya.” Pinta Chang Sun.

‘MWO?! Apa dia sudah gila? Diponselku hanya ada foto dia. Bukan namja lain. Bagaimana ini?’ Batinku.

“Cepat perlihatkan pada kami. Buktikan jika kau memang tak mengenal Lee Sonsaengnim.” Desak Rin Young.

Akupun mengeluarkan ponselku dari dalam saku dan berpura-pura sibuk mencari fotonya. Tiba-tiba seseorang berhasil mengambil ponselku. Ternyata dia Chang Sun.

“Kau lama sekali. Biar aku saja yang cari.” Ucapnya. Aku hanya tersenyum tipis.

“Nah, ketemu!” seru Chang Sun, sehingga para Sunbae dan Rin Young mendekati Chang Sun, supaya dapat melihat namjachinguku yang tak lain adalah Chang Sun sendiri.

“Omo~ bukankah dia Bang Cheol Yong kelas 2-1? Yang terkenal ‘Bad Boy’ itu kan?” seru salah seorang Sunbae. Aku heran apa yang mereka lihat. Kenapa nama ‘MIR’ yang mereka sebut? Seingatku, aku tak punya foto namja itu. Aku menatap Chang Sun yang kini sedang menatapku juga dan berjalan kearahku.

“Namjachingumu ternyata ‘Bad Boy’ ya. Kkkk~” Ucapnya.

“Foto apa yang kau perlihatkan pada mereka?” Tanyaku penasaran.

“Hanya foto Bang Cheol Yong.”
“Ah, Neul Chan-ssi, ini ponselmu.” Ucap Rin Young.

“Mianhae kami telah menuduhmu yang bukan-bukan. Ternyata kau adalah yeojachingunya Bang Cheol Yong. Sekali lagi maafkan kami.” Ucap para Sunbae itu. “Kalau begitu, kami undur diri. Annyeong.”

“Ye, hati-hati Sunbae.” Ucapku seadanya. Merekapun pergi meninggalkan kami. Hanya tersisa aku, Rin Young dan Chang Sun.

“Kalian mau menginap disini?” tanya Chang Sun.

Rin Young menatap Chang Sun heran. “Huh?”

“Maksudku, apa kalian tak ingin pulang juga?”

“Ah, ye. Kami akan pulang. Kajja Neul Chan.” Ajak Rin Young.

“Ne. Sonsaengnim, kami pulang duluan. Annyeong.” Kataku seraya membungkukkan badan.

“ Tak ku sangka, ternyata kau dengan Bang Cheol Yong.” Ujar Rin Young

“Ahaha, kau saja tak percaya, apalagi aku?” Sahutku. ‘Maaf Rin Young aku membohongimu. Karna aku dan Chang Sun telah berjanji takkan mengatakannya pada siapapun.’ Batinku.

“Ah, Neul Chan-ssi, SeungHo oppa ternyata menjemputku. Mian aku tak bisa pulang bersamamu.” Ucap Rin Young saat namjachingunya menghentikan motornya tepat di depan kami.

“Ne, gwaenchana. Hati-hati Rin Young.”

“Mau pulang bersamaku?” Suara yang ku kenal terdengar jelas. Aku menoleh kesamping dan mendapati Chang Sun tengah berdiri disampingku seraya tersenyum.

“Apa kau tak takut ketahuan? Aku hampir saja mati karnamu.”

“Wae? Aku hanya memperlihatkan foto Bang Cheol Yong.”

“Bagaimana bisa? Aku sama sekali tak menyimpan foto miliknya. Apa ini semua ulahmu?”

“Hmm, begitulah. Aku sudah mempersiapkan semuanya.”

“Mwo? Sampai sejauh ini? Aku saja tak tahu kalau kau menyimpan foto MIR diponselku.”

“Ahaha, sudahlah. Masih banyak lagi yang harus kita hadapi kedepan. Suatu saat nanti pasti mereka akan mengetahuinya.”

“Ye, kau benar.”

“Kajja! Sudah terlalu sore.” Ajak Chang Sun.

Aku meraih lengan kirinya. Dia menatapku heran. “Wae?”

“Bantu aku untuk menjalani semuanya dengan tenang. Karna aku yakin, suatu saat nanti aku akan gelisah.” Pintaku.

“Ne. Aku akan membantumu.” Jawabnya seraya mengacak pelan rambutku.

Aku mendekatkan wajahku, aku dapat merasakan hembusan nafasnya. “Lee Sonsaengnim, jeongmal saranghae.” Ucapku kemudian mencium bibirnya dengan lembut.

-The End-

Eottokhe? Pendek atau panjang?

Jelek ya?

Mian kalo mengecewakan, otak rada mampet.

Gomawo for read my FF :)

RCL nya slalu kutunggu ^^

Rabu, 06 Januari 2010

liburan sekola ...


tgl 31 des 09 pagi, jam 7 uda siap* untk berangkat. jam 8 ngumpul di rumah pak sri, setela smua siap, jam stngah 9 brgkt. ak dimobil pak sri. ibu, tante pingky, en alika da dimobil te nurul. ayah ngga ikt, biasa sibuk. sekitar jam 6 sore sampe di purwokerto (rmh sdrnya bu sri), smntara kita nginep semalem disana. rame banget jalanan (yaiyalah, secara malem taun baru). tidur jam 9 malem, bis mu gmana lagi ? (rencananya) jam 2 pagi mau ke gunung dieng. eh, uda bangun jam 2 mala di undur jam 7 pagi. tidur lagi gu. ^ 01 jan 10 ^ bangun* mala disuru foto bareng (malu deh). menuju ke dieng, jalanan berliku bet, bener* ngeri. mpe diatas, kita turun buat foto*. hahaha uda tradisi, pa lagi kalo sama tante nurul. hehe. trus, kita ke tempat* wisata. smua tempat wisata dingin (pastinya, rang di atas gunung) hahaha. bis dari situ, kita ke magelang. cari tempat peristirahatan. akhirnya dapet juga. besok pagi kita pergi ke borobudur dan yogya.*02.01.10* habis bangun tidur, mandi sarapan en masuk ke mobil. we goes to borobudur temple. setelah melewati likunya gunung, macetnya kota magelang (halah, lebay),en susahnya cari parkiran. bis dapet, langsung ke borobudur. beuh, panas gerah penuh. pi, terbayar suda dgn indahnya borobudur. bis dari sana kita pergi ke kali urang, tapi, sblm kesana kita makan siang dlu (lupa nama restonya) hahaha bis itu kita ke kali urang (ke ulen sentalu) pi, kita telat, jadinya kita lwat pintu keluar deh. bis dari sana kita ke yog
ya. keren. kaeanya gu fall in love ma yogya ni. hahaha :D stlh kita dpt hotel, kita istirahat sjnak, trus pergi lagi deh cari tempat nongkrong yg enak. dapetnya warung goeboek. banyak bet yang nongkrong disana. da yg jago maen rubiks (amazing) da yg jago maen sulap (fantastic). pulang* makan duren. hahaha :D pengen lama di sni (yogya) love you full yogya :D see you next time :))